Oleh Agus Pribadi
Menulislah
mengalir seperti air, tabah seperti karang, rendah hati seperti ilmu padi...
Bagaimana
memulai menulis?
Menulis merupakan
kegiatan yang dapat diibaratkan dengan berenang. Belajar menulis juga dapat
diibaratkan dengan belajar berenang. Praktek langsung adalah kuncinya.
Berenang akan semakin
terampil jika seseorang rajin berada di kolam renang menggerakkan badan, kaki,
dan tangan. Buku tentang latihan renang atau panduan langsung dari instruktur
renang akan sangat membantu jika badan senantiasa dilatih untuk bergerak di
kolam renang (berenang). Namun jika hanya duduk berpangku tangan sambil membaca
buku atau mendengarkan panduan dari instruktur, maka keinginannya untuk bisa
berenang bisa jadi hanya akan menjadi angan-angan kosong tanpa makna. Pada
mulanya mungkin sulit menguasa keadaan di atas air. Berkat kegigihan berlatih,
peluang untuk terampil berenang, bahkan menjuarai suatu perlombaan renang bisa
saja diraih.
Demikian juga dengan
menulis, akan semakin terampil jika seseorang rajin berada di depan komputer
atau memegang pena menuangkan gagasan yang ada menjadi sebuah tulisan
(menulis). Seberapa banyak buku tentang tips menulis atau pun bacaan tentang
apa pun, jika tidak berlatih langsung dengan praktek menulis, rasanya hanya
akan menjadi angan-angan kosong tanpa arti. Pada mulanya mungkin sulit
menuangkan gagasan menjadi sebuah tulisan, namun berkat kegigihan berlatih
peluang untuk pandai menulis, bahkan menjuarai suatu perlombaan menulis bisa
saja diraih.
Bagaimana
menyelesaikan sebuah tulisan?
Jika menulis cerita
tetapi tidak selesai itu jauh lebih baik dari pada tidak menulis sama sekali.
Menulis merupakan sebuah proses. Berlatih menulis seribu karakter (huruf),
kemudian ditingkatkan menjadi dua ribu karakter, tiga ribu karakter, dan
seterusnya. Jika tekun berlatih, kemampuan menulis panjang akan semakin
meningkat.
Agar cerita dapat
selesai saat ditulis, pilihlah tema yang paling disukai meskipun sekedar
tulisan curhat. Misalnya pengalaman pribadi atau teman dibuat cerpen. Usahakan
menyelesaikan alur ceritanya sampai 80%. Jika berhenti menulis, suatu saat
dapat ditambah kekurangan yang 20%. Kalau baru 50% atau kurang, biasanya malas
untuk menyelesaikan tulisan.
Menulislah dengan
bebas, mengalir tanpa beban. Setelah selesai baru diedit tanda baca, dan
kesalahan ketik. Sambil sesekali melihat EYD dan KBBI.
Membaca bacaan-bacaan
yang relevan akan semakin mendukung kemampuan menulis seseorang. Dari bacaan,
seseorang bisa tahu bagaimana menulis yang baik.
Bagaimana
menghilangkan keraguan dalam menulis?
Keraguan salah satunya
hadir karena kurang percaya diri. Latihlah rasa percaya diri dengan rajin
menulis dan menunjukkannya pada orang lain. Hal itu bisa dilakukan melalui
Kompasiana, Facebook dan media lainnya. Atau ditunjukkan langsung pada teman.
Kalau ada kritikan jangan menerimanya dengan pikiran negatif. Anggap kritikan
orang lain sebagai pembangun tulisan, juga melatih rasa percaya diri. Tidak
mudah memang menerima kritik apalagi kritik tajam, tapi dengan terbiasa
dikritik seseorang akan terbiasa juga dan tidak trauma untuk dikritik lagi.
Selamat memulai
menulis! []
0 komentar:
Posting Komentar