Oleh
Agus Pribadi, S.Si
Pembelajaran
yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan mengkondisikan
suasana belajar yang menyenangkan. Peserta didik merasa nyaman dan senang dalam
belajar, tanpa ada rasa takut atau was-was, yang pada gilirannya tujuan
pembelajaran akan terwujud dengan baik.
Sampai
saat ini masih ditemui pembelajaran dengan disertai hukuman pada peserta didik.
Memang biasanya hukuman kepada peserta didik bertujuan untuk sesuatu hal yang
positif, misalnya untuk mendisiplinkan peserta didik. Namun jika hukuman
tersebut melampaui batasnya, maka peserta didik dapat menjadi tertekan. Hukuman
tersebut biasanya berupa : pendidik memarahi peserta didik yang melakukan
kesalahan; pendidik mengeluarkan peserta didik yang melakukan kesalahan ke luar
kelas saat pembelajaran berlangsung; pendidik memberi tugas pada peserta didik
untuk membersihkan kamar mandi, dan lain sebagainya. Sepanjang hukuman itu tidak
memberatkan peserta didik dan bertujuan dalam rangka pembelajaran tentu masih
dapat ditolerir, namun jika hukuman itu telah mengarah pada mengganggu
psikologis peserta didik, hal itu hendaknya dihindari.
Dalam
kegiatan pembelajaran, terkadang ditemui pendidik yang sering memberikan hukuman
akan ditakuti peserta didik. Sedangkan pendidik yang sabar dan tidak memberikan
hukuman akan cenderung diabaikan peserta didik. Apakah memang demikian
seharusnya, bahwa untuk membentuk karakter peserta didik adalah dengan
menghukumnya dan apakah itu satu-satunya cara untuk mendisiplinkan peserta
didik? Tentu jawabannya tidak.
Berikut
ada beberapa tips untuk melakukan pembelajaran yang menyenangkan yang jika
diterapkan oleh pendidik akan dapat membentuk karakter peserta didik tanpa
sebuah hukuman yang dapat mengganggu psikologis peserta didik. Tips tersebut
adalah :
1.
Hindari memberi hukuman yang berat pada
peserta didik
Sudah menjadi
keseharian pendidik untuk berinteraksi dengan peserta didik yang berasal dari
latar belakang yang berbeda-beda, baik keluarga, lingkungan masyarakat, dan
kepribadiannya. Ada peserta didik yang aktif, dan ada yang pasif. Ada peserta
didik yang cepat menyerap materi pembelajaran, ada yang lambat. Ada yang sangat percaya diri, ada juga yang
kurang percaya diri, dan lain sebagainya. Tentunya hal itu akan mempengaruhi
kondisi pembelajaran di dalam kelas.
Ada peserta
didik yang ramai sendiri saat pembelajaran berlangsung, ada peserta didik yang
bermain-main sendiri, dan ada juga yang mengucapkan kata-kata yang dapat
melukai hati pendidik. Jika pendidik mengalami hal seperti itu, maka hendaknya
ia menghindari hukuman yang berat pada peserta didik. Pengelolaan kelas dapat
dilakukan tanpa harus memberi hukuman pada peserta didik. Misalnya dengan cara
mengucapkan perintah pada seluruh peserta didik untuk memperhatikan papan
tulis, mengajak dialog secara baik-baik dengan peserta didik yang bermasalah
tersebut, menyuruhnya untuk menjawab sebuah pertanyaan atau menyuruhnya maju ke
depan kelas menuliskan jawaban di papan tulis atas pertanyaan yang diberikan
oleh pendidik, dan masih banyak cara lainnya tanpa disertai dengan hukuman yang
memberatkan peserta didik.
2.
Menumbuhkan kesabaran sebagai seorang
pendidik
Kesabaran merupakan
bekal yang hendaknya dimiliki oleh seorang pendidik. Dengannya, pendidik akan
tetap fokus dalam melakukan skenario pembelajaran sampai tujuan pembelajaran
tercapai. Dengannya, pendidik akan dapat menyikapi dengan wajar semua perilaku
peserta didik di dalam kelas.
Pendidik yang
telah teruji kesabarannya akan mampu melakukan pengelolaan kelas dengan baik
tanpa disertai hal-hal yang dapat merusak suasana pembelajaran, misalnya :
marah-marah atau mengeluarkan peserta didik dari kelas. Memang pendidik merupakan
manusia juga yang bisa saja marah dan emosi, namun demikian hal itu hendaknya
dapat dikendalikan dan dikelola dengan baik.
3.
Menumbuhkan rasa humor sebagai seorang
pendidik
Humor dapat
mencairkan suasana. Humor juga dapat mengakrabkan kedekatan psikologis dalam
pembelajaran di kelas antara pendidik dengan peserta didik.
Hendaknya
pendidik menumbuhkan rasa humor dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga
peserta didik dapat tetap rileks dalam mengikuti pembelajaran. Namun demikian
perlu diingat bahwa humor pun tetap dalam koridor pembelajaran, dan tidak
berlebihan agar tidak merusak suasana pembelajaran yang dibangun. Humor pun
tentunya dilakukan situasional, tidak dalam setiap suasana, pada saat-saat yang
tepat, humor dapat menjadi pengobat kejenuhan dan kelelahan baik fisik maupun
psikis peserta didik.
Dengan
pembelajaran yang demikian, maka diharapkan peserta didik akan selalu
merindukan proses pembelajaran di dalam kelas. Suasana di dalam kelas pun
selalu menyenangkan, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Dengan suasana
yang menyenangkan, maka tujuan pembelajaran pun akan dapat tercapai.[]
0 komentar:
Posting Komentar