BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Catatan Harian Seorang Guru IPA







Selamat berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat

Sabtu, 23 September 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 

pixabay.com


KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Oleh Agus Pribadi


“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Bob Talbert)

Guru merupakan teladan bagi murid di sekolah. Apa yang dilakukan guru akan ditiru oleh murid. Termasuk juga dalam hal menemukan dan mempedomani nilai-nilai kebajikan sebagai sesuatu yang berharga dan utama dalam hidup dan kehidupan manusia.. Guru hendaknya mampu menemukan dan mempedomani nilai-nilaki kebajikan itu sebagai dasar pengambilan keputusan. Bukan kepentingan pribadi yang ditonjolkan. Tidak hanya murid yang akan meneladani guru yang demikian, tetapi juga masyarakat sekitar. Pada gilirannya guru akan menjadi agen perubahan sosial bagi murid, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Apa yang diputuskan oleh seorang pemimpin akan dituruti oleh semua yang ada di lingkungan itu. Betapa pentingnya seorang pemimpin mempedomani nilai-nilai kebajikan universal agar lingkungan yang terbentuk pun menjadi lingkungan yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai tersebut.

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran hendaknya merupakan keputusan yang mempertimbangkan keberpihakannya pada murid sehingga hasilnya tidak mengorbankan murid, bahkan membawa murid ke arah yang lebih baik.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu dan keterampilan, pendidikan juga memberikan nilai-nilai kebajikan dalam rangka pembentukan karakter murid. Oleh karena itu sekolah dikenal sebagai institusi moral, tempat bersemainya manusia-manusia yang mengembangkan nilai-nilai moral.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang). Guru sebagai seorang pemimpin yang seringkali harus mengambil sebuah keputusan, hendaknya memberikan keberpihakannya kepada murid di manapun berada baik di depan, tengah, dan belakang.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang (Nilai-Nilai Kebajikan Universal) berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang diambil ketika seseorang akan mengambil keputusan. Nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kasih sayang, kemanusiaan, keimanan, dan lain-lain perlu dimiliki seorang pendidik agar setiap keputusan yang diambil juga berlandaskan nilai-nilai tersebut.


3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching. Pengambilan keputusan memperhatikan 4 paradigma: 1) individu lawan kelompok 2) rasa keadilan lawan rasa kasihan 3) kebenaran lawan kesetiaan 4) jangka pendek lawan jangka panjang. Pengambilan keputusan memperhatikan 3 prinsip: 1) prinsip berpikir berbasis rasa peduli 2) prinsip berbasis peraturan 3) prinsip berpikir berbasis hasil akhir. Pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah: 

Berikut langkah-langkah yang bisa ditempuh sebelum Guru Penggerak menentukan keputusan. 

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tertentu 

Dalam menentukan keputusan terkadang ada sesuatu yang harus dikorbankan, dalam situasi tertentu. 

  1. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut 

Sebelum mengambil suatu keputusan, pertimbangkan karakter semua orang yang terlibat. 

  1. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut 

Fakta-fakta terkait situasi tertentu harus menjadi pertimbangan juga dalam pengambilan keputusan. 

  1. Pengujian benar atau salah 

Pengujian yang dilakukan bisa berupa uji legal, uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, dan uji panutan. Jika hal ini sudah dilakukan, anda bisa memiliki referensi dan cara pandang lebih luas dalam mengambil keputusan 

  1. Pengujian paradigma benar dan benar 

Terkadang dalam suatu kondisi tertentu terdapat pilihan keputusan yang sama-sama dianggap benar. Untuk memilih lakukan pengujian sehingga Anda bisa menitikberatkan kepada salah satu. 

  1. Melakukan prinsip resolusi 

Menerapkan 3 prinsip, yakni End based thinking, Rule based thinking, Care based thinking dalam pengambilan keputusan. Kalau memungkinkan ambil ketiganya tetapi jika tidak, cukup salah satu atau dua. 

  1. Investigasi Opsi Trilema 

Investigasi Opsi Trilema yaitu solusi lain yang tak terduga. Sebelum membuat keputusan, refleksikan diri sendiri terhadap keputusan yang diambil. 

  1. Buat keputusan 

Setelah langkah-langkah di atas sudah selesai, buat keputusan yang bulat. 

  1. Lihat lagi keputusan itu, lalu refleksikan 

Setelah ada sebuah keputusan, Anda tidak serta-merta selesai begitu saja tugasnya. Tinjau dan lihat impak dari keputusan itu, refleksikan, dan diskusikan dengan pihak yang berkaitan.

Empat parafigma, 3 prinsip, dan  9 langkah dalam pengambilan keputusan menggambarkan sebuah kieputusan harus dilakukan dengan pertimbangan yang baik. Hal itu sebagaimana melakukan coaching, seorang coach harus mampu membantu coachee dalam mengambil keputusan terhadap pemecahan masalah yang sedang dihadapinya terkait dengan apa yang menjadi tujuan coachee.


4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan mengengola dan menyadari Aspek sosial emosional diperlukan guru dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran pada saat pengambilan keputusan. Rasa simpati dan empati serta keberpihakannya pada murid menjadi sebuah keniscayaan dalam pengambilan keputusan dilema etika.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik yang dihadapkan pada kasus-kasus yang berfokus pada masalah moral dan etika, maka seharusnya keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh nilai-nilai kebajikan yang dianutnya. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

 Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang diambil akan berdampak pada implementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah di mana keputusan itu diambil. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya. Pada gilirannya terbentuk sekolah yang menyenangkan dan berpihak pada murid.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan yang dilakukan berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.  Meskipun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, namun hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri. Sebuah keputusan harus diambil dan direfleksikan serta dievaluasi sesuadahnya.

Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak yang berkepentingan. Namun saya akan memutuskan yang paling banyak manfaatnya bagi kepentingan murid dan juga warga sekolah.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid-murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Dengan merdeka belajar, murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Disinilah dasar pijakan kita bahwa semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, membantu mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada. Penggunaan model pembelajaran berdiferensiasi akan mampu mengakomodir kebutuhan setiap siswa sesuai dengan bakat dan keahliannya. Guru hanya sebagai fasilitator dan pembelajaran terpusat pada siswa, dengan didukung pada penerapan secara eksplisit maupun implisit KSE yang akan semakin memperkuat  dan mempertajam wujud nyata dalam memfasilitasi dan mengasah keterampilan social emosional murid-murid kita. Ibarat suatu bibit, murid akan tumbuh dan bersemai dengan maksimal di ladang yang subur.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak.

Bagaimana mereka mengambil keputusan di masyarakat dikemudian hari. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan pengambilan keputusan kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid.

Selain itu, keputusan yang diambil hendaknya berpihak pada perbaikan masa depan murid-murid, bukan yang sebaliknya menutup-nutupi murid tetapi membiarkan masa depannya tidak menentu, misalnya.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran. Terkait dengan tugas dan fungsinya seorang guru dalam membuat keputusan harus berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara, karena setiap keputusan yang diambil akan mewarnai pola pikir dan karakter murid. Agar keputusan yang diambil dapat memberikan kemanfaatan untuk banyak orang, mampu mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being) dan dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dilakukan berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur yang tertata seperti BAGJA. Hal ini dilakukan semata untuk menghantarkan murid menuju profil pelajar pancasila, yang dalam perjalanannya banyak benturan yang sifatnya dilema etika dan bujukan moral. Untuk itu diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga langkah yang diambil selalu berpihak kepada murid, serta menjadi kondusifitas sekolah sebagai institusi moral.


11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak. Disamping itu secara personal, dalam pengambilan keputusan diperlukan satu sikap keberanian dengan segala konsekuensinya. Apapun yang diambil itu adalah hal yang terbaik jika dibandingkan tidak mau mengambil keputusan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan satu atau dua pertimbangan sederhana. Saya sudah merasa aman bila keputusan yang saya ambil sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Dengan belajar modul ini saya menjadi lebih kaya akan pengetahuan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang ada. Dengan modul ini, saya banyak belajar bagaimana guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep yang sudah saya pelajari di modul ini memberikan dampak yang besar bagi pola pikir saya. Sebelumnya saya berpikir bahwa pengambilan keputusan yang telah didasarkan regulasi dan sosial saja sudah cukup, ternyata banyak hal yang menjadi dasar. Dalam konteks ini terdapat 4 paradigma dilema etika yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah. Saya berencana akan mengimplementasikan landasan tersebut dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi.  Dengan landasan dalam pengambilan keputusan tersebut, saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil akan tepat dan lebih akurat dengan selalu berpihak pada murid dan kepentingan yang lebih besar dan lebih banyak.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Materi pada modul 3.1 sangat penting, karena dimanapun dan sebagai apapun peran kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk mengambil keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab. 

Sebagai pemimpin pembelajaran, dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Sebagai landasan dalam pengambilan keputusan tersebut tentunya mengacu pada 9 langkah 4 paradigma dan  3 prinsip. Selain itu keputusan diambil melalui tiga uji yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking). Hal itu akan mewujudkan merdeka belajar dan merdeka mengajar menjadi semakin nyata.


Referensi:

https://tirto.id/4-paradigma-3-prinsip-dan-9-langkah-pengambilan-keputusan-guru-gLmS

https://smkn2depoksleman.sch.id/utama/koneksi-antar-materi-modul-3-1-pengambilan-keputusan-berbasis-nilai-nilai-kebajikan-sebagai-pemimpin/


Share:

VIDEO PEMBELAJARAN

Frequency Counter Pengunjung

Artikel Terbaru

LINK SAYA

Komentar Terbaru

Konsultasi IPA