Oleh Agus Pribadi
Ahmad Tohari merupakan
sosok penulis yang telah cukup lama berkecimpung di dunianya. Banyak karya
fiksi berupa novel dan cerpen yang telah dihasilkannya. Penulis yang terkenal
dengan Karya Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk itu kerap diundang dalam berbagai
forum mengenai budaya dan kepenulisan. Penulis yang juga seorang budayawan itu
tak segan untuk berbagi mengenai berbagai hal khususnya yang berkait dengan
budaya dan kepenulisan. Penulis yang ramah, rendah hati dan egaliter itu
terbuka untuk berdiskusi dengan berbagai kalangan. Saya pribadi yang notabene
bukan siapa-siapa pernah beberapa kali bersilaturahmi ke rumah beliau. Dan
beliau dengan ramah menerima saya dan teman-teman saya.
Setidaknya ada 9 hal
yang saya catat, mengenai ciri kepenulisan ala Ahmad Tohari. Diantaranya adalah
:
1.
Memilih jalan sepi
Ahmad Tohari mengatakan penulis itu orang yang memilih
jalan sepi. Jalan sepi yang dimaksud di sini adalah jalan yang jauh dari
materialisme, atau terlalu mengagungkan materi. Bukan jalan yang mengambil
jarak dari masyarakatnya. Bahkan Ahmad Tohari merupakan sosok yang terjun
langsung ke lapangan, tidak sekedar mencari referensi di internet dalam
menghasilkan karyanya.
2.
Mengangkat kearifan lokal
Tema-tema
pedesaan yang sederhana biasa diangkat dalam karya-karya Ahmad Tohari baik
cerpen maupun novel. Kepeduliannya pada rakyat kecil menjadi inspirasinya dalam
membuat cerita.
3.
Menjaga sikap rendah hati
Sikap dan pandangannya mencerminkan
Ahmad Tohari merupakan pengarang yang rendah hati sampai saat ini. Pengarang
yang berasal dari Banyumas itu terbuka untuk berdiskusi dengan berbagai
kalangan termasuk dari yang awam sastra seperti saya.
4.
Bersedia berproses sampai kapanpun
Menurut penulis cerpen Senyum Karyamin
itu, kepengarangan adalah proses yang panjang dan tidak boleh berhenti. Hal itu
menyiratkan bahwa pengarang harus selalu belajar sampai kapanpun (belajar
sepanjang hayat)
5.
Menanggapi kritik secara positif
Penulis yang juga menulis novel
Orang-orang Proyek itu memberi nasehat agar penulis mau menerima kritik dengan
positif. Bahkan dari kritik itu dapat dijadikan karya yang spektakuler.
6.
Banyak membaca
Pemimpin redaksi majalah Ancas Banyumas
itu memberi nasehat agar penulis banyak membaca, berbagai jenis bacaan. Hal itu
untuk memperluas wawasan dan peta dunia kepengarangan.
7.
Menyuarakan pesan dari masyarakat
dan
8.
Menampilkan kesederhanaan hidup
Tidak hanya dalam cerita fiksi yang
dibuatnya, kesederhanaan hidup juga ditampilkan dalam kesehariannya. Hal itu
mempertegas identitas dan jati dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang
hidup di daerah pedesaan di Indonesia.
9.
Mengusung semangat kebersamaan
(egaliter)
Sikap terbukanya pada berbagai kalangan menunjukkan
semangat kebersamaan (egaliter) yang dimiliki sebagai seorang budayawan, baik
dalam karya-karyanya, pandangan maupun kesehariannya.
Demikian, 9 tips
menulis ala Ahmad Tohari. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar