BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Catatan Harian Seorang Guru IPA







Selamat berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat

Sabtu, 12 November 2016

Guru : dari Umar Bakri ke Umar Kayam


Oleh Agus Pribadi

Kalau zaman dahulu, guru dicitrakan sebagai sosok Umar Bakri yang penuh dengan kesederhanaan dengan predikat pahlawan tanpa tanda jasa. Sosok yang terkenal dengan sepeda kumbangnya yang dinyanyikan Iwan Fals. Dengan predikat itu, guru merupakan sosok yang penuh kesahajaan. Bagaimana dengan guru zaman sekarang?
Gambar Pixabay.com

Periode berikutnya guru menjadi lebih sejahtera dan lebih bermartabat. Sebutan baru pun tersemat menjadi pembangun insan cendekia. Dengan adanya sertifikasi guru, menjadikan guru sebagai sebuah profesi dan kesejahteraannya pun meningkat dengan adanya tunjangan profesi.  Harapannya guru melaksanakan tugasnya dengan profesional sehingga tujuan mencerdaskan anak-anak bangsa dapat tercapai.
Berhentikah sampai di situ? Ternyata tidak. Menurut pengamatan saya, sekarang banyak guru yang mendekati sosok Umar Kayam. Sosok Umar Kayam yang saya maksud adalah sosok seorang penulis. Umar Kayam adalah seorang sosiolog, novelis, cerpenis, dan budayawan juga seorang guru besar di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1988-1997-pensiun).
Sosok Umar Kayam ini yang saya gambarkan sebagai seorang yang suka menulis. Guru zaman sekarang terkondisikan untuk suka menulis. Dengan aturan baru kenaikan angka kredit yang akan diberlakukan dalam waktu dekat, guru harus mempunyai karya tulis yang dipublikasikan. Dengan kemajuan teknologi informasi, guru juga dikondisikan untuk menggunakan media pembelajaran yang melatih kemampuan menulis (misalnya menulis presentasi menggunakan power point).
Kalau dulu zaman saya kuliah (sekitar tahun 1996), mengikuti kuliah dengan OHP sebagai sarana presentasi dosen sudah merupakan hal yang istimewa. Sekarang anak SMP sudah sangat terbiasa mengikuti pelajaran dengan presentasi menggunakan LCD proyektor dari gurunya. Hal itu tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi di daerah sekalipun.
Bisa jadi untuk era sekarang, guru dan menulis merupakan dua hal yang telah akrab. Menulis bukan lagi suatu hal yang istimewa, sebagaimana sosok Umar Kayam yang terbiasa untuk menulis.

Share:

0 komentar:

VIDEO PEMBELAJARAN

Arsip

Frequency Counter Pengunjung

Artikel Terbaru

LINK SAYA

Komentar Terbaru

Konsultasi IPA