Oleh Agus Pribadi
Kalau zaman dahulu,
guru dicitrakan sebagai sosok Umar Bakri yang penuh dengan kesederhanaan dengan
predikat pahlawan tanpa tanda jasa. Sosok yang terkenal dengan sepeda
kumbangnya yang dinyanyikan Iwan Fals. Dengan predikat itu, guru merupakan
sosok yang penuh kesahajaan. Bagaimana dengan guru zaman sekarang?
Gambar Pixabay.com
Periode berikutnya guru
menjadi lebih sejahtera dan lebih bermartabat. Sebutan baru pun tersemat
menjadi pembangun insan cendekia. Dengan adanya sertifikasi guru, menjadikan
guru sebagai sebuah profesi dan kesejahteraannya pun meningkat dengan adanya
tunjangan profesi. Harapannya guru
melaksanakan tugasnya dengan profesional sehingga tujuan mencerdaskan anak-anak
bangsa dapat tercapai.
Berhentikah
sampai di situ? Ternyata tidak. Menurut pengamatan saya, sekarang banyak guru
yang mendekati sosok Umar Kayam. Sosok Umar Kayam yang saya maksud adalah sosok
seorang penulis. Umar Kayam adalah seorang sosiolog, novelis, cerpenis, dan budayawan juga
seorang guru besar di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1988-1997-pensiun).
Sosok Umar Kayam ini yang saya gambarkan sebagai
seorang yang suka menulis. Guru zaman sekarang terkondisikan untuk suka
menulis. Dengan aturan baru kenaikan angka kredit yang akan diberlakukan dalam
waktu dekat, guru harus mempunyai karya tulis yang dipublikasikan. Dengan
kemajuan teknologi informasi, guru juga dikondisikan untuk menggunakan media
pembelajaran yang melatih kemampuan menulis (misalnya menulis presentasi
menggunakan power point).
Kalau dulu zaman saya kuliah (sekitar tahun 1996),
mengikuti kuliah dengan OHP sebagai sarana presentasi dosen sudah merupakan hal
yang istimewa. Sekarang anak SMP sudah sangat terbiasa mengikuti pelajaran
dengan presentasi menggunakan LCD proyektor dari gurunya. Hal itu tidak hanya
terjadi di kota-kota besar, tetapi di daerah sekalipun.
Bisa jadi untuk era sekarang, guru dan menulis
merupakan dua hal yang telah akrab. Menulis bukan lagi suatu hal yang istimewa,
sebagaimana sosok Umar Kayam yang terbiasa untuk menulis.
0 komentar:
Posting Komentar