BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Catatan Harian Seorang Guru IPA







Selamat berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat

Sabtu, 05 November 2016

Puisi-Puisi Agus Pribadi


Kau
Kau fatamorgana di jalanan yang terik
 kau pelangi yang tertutup tirai senja
 kau malam yang beku dan bisu,
 yang menyisakan mimpi-mimpi menakutkan



Rindu dan Hati
Kubuka kulkas, kutemukan rindu yang telah beku
 kubuka almari,kutemukan hati yang terlipat rapi

Sejak Itu
Aku melihat mulut orang-orang dilapisi salju, beku
Kata-kata dan suara menjadi barang langka di kota ini, sejak itu
Sejak kau putuskan menjadi penjual es batu

Awan kelam, kusangka bulan
Kuyup aku membelah hujan, sendiri
Ada es batu di bibirmu, beku
Tak ada senyuman, seperti
Dulu saat purnama masih benderang
Lampu-lampu jalan pun meredup, namun
Aku harus tetap melangkah, meninggalkan
 purnama yang indah
 Bms, 120816



Amarah adalah gelombang, aku
 Terayun diantara lidahnya, yang
 Membelit tubuh yang letih, berharap
 Datang seberkas cahaya kedamaian, atau
 perahu harapan...
 Bms, 110816

Kalau
Kalau api tak mencintai kayu,
Mana mungkin menjadi bara
Kalau aku tak mencintai kamu,
 mana mungkin menjadi lara

Kalau air tak mencintai pagi,
Mana mungkin menjadi embun
Kalau kamu tak mencintai aku,
Mana mungkin menjadi lamun
Bms, 8-8-16

Peri Tanpa Sayap
Kerlip bintang seakan diam
Debur ombak pun bungkam
Daun-daun rapat menutup mulut
Akulah peri yang kehilangan sayap imajinasi
Angin hanya membawa panas tanpa kabar
Burung-burung enggan mengepakkan sayap
Ranting kering patah terempas hujan deras
Akulah peri yang tersesat di cakrawala imajinasi
Lampu-lampu kota tlah lama padam
Sampah-sampah dan serigala buas menghias jalanan lengang
Kota ini tlah lama mati
Akulah peri yang menjelma puisi tanpa penyair
Banyumas, 15 Nopember 2015



Share:

0 komentar:

VIDEO PEMBELAJARAN

Arsip

Frequency Counter Pengunjung

Artikel Terbaru

LINK SAYA

Komentar Terbaru

Konsultasi IPA