BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Catatan Harian Seorang Guru IPA







Selamat berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat

Selasa, 08 November 2016

Pentingnya Guru Menulis


Oleh Agus Pribadi

Permenpan No. 84/1993 mewajibkan bagi guru untuk naik pangkat dari IV/a ke atas dipersyaratkan mengembangkan keprofesiannya dengan membuat karya inovatif. Salah satunya berupa karya tulis ilmiah dengan bobot nilai angka kredit 12.

Di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, dalam kurun tahun 2006 – 2010, tercatat hanya 6 guru yang naik pangkat dari golongan IV/a ke IV/b dari 6027 guru. Lebih memprihatinkan lagi, sekitar 6020 guru telah memiliki masa kerja  8-10 tahun dalam pangkat/golongan IV/a tersebut.
Pengganti Permenpan No. 84/1993 adalah Permenpan No. 16 Tahun 2009 yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2013. Dalam Permenpan yang baru tersebut, pengembangan profesi guru yang akan naik pangkat dari III/b ke atas, diwajibkan membuat karya inovatif yang salah satunya berupa karya tulis ilmiah.
Kondisi di atas-yang dipaparkan dalam Seminar dan Diskusi Panel tentang Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tanggal 13 Mei 2012 di Purbalingga- menggambarkan permasalahan yang utama dalam kenaikan pangkat guru adalah menulis (karya tulis ilmiah). Seakan menulis menjadi momok yang dihindari oleh para guru. Padahal dengan akan diberlakukannya Permenpan yang baru, tantangan guru jelas akan semakin sulit. Kemampuan menulis yang baik merupakan salah satu hal yang dipersyaratkan bagi seorang guru.
Meski menulis (karya tulis ilmiah) bukan satu-satunya persayaratan utama dalam kenaikan pangkat guru, tetapi dengan mempunyai kemampuan menulis yang baik akan banyak membantu guru. Kemampuan menulis akan mempermudah guru dalam karir kepangkatannya.
Pembaharuan Permenpan merupakan regulasi yang penting bagi seorang guru. Dengan mengetahui dan menyadari hal itu, maka diharapkan guru akan semakin mempersiapkan diri dalam menghadapi regulasi tersebut.
Budaya Menulis
Meski gambaran di atas terlihat memprihatinkan bagi guru dalam kemampuan menulisnya, namun tetap saja ada harapan yang cerah ke depannya. Saat ini, budaya menulis semakin terlihat meningkat dalam masyarakat kita, termasuk guru. Hal itu didukung oleh kemajuan teknologi informasi. Sosok guru yang dulu dicitrakan dengan sosok Umar Bakri, sekarang telah mendekati sosok Umar Kayam.
Umar Kayam merupakan sosok seorang penulis. Umar Kayam adalah seorang sosiolog, novelis, cerpenis, dan budayawan juga seorang guru besar di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1988-1997-pensiun).
Jika budaya menulis semakin meningkat di kalangan guru, maka ke depannya akan sangat mendukung dalam menyambut Permenpan yang baru tersebut. Jika sebelumnya seolah menjadi momok, maka menulis dapat menjadi hal yang menyenangkan dan selalu dirindukan.
Pada awalnya, untuk membudayakan, menulis tidak harus langsung menulis karya ilmiah. Menulis apa saja yang disukai bisa saja dibiasakan, misal menulis puisi, cerpen, novel, artikel, berita, catatan harian dan sebagainya. Kebiasaan menulis dapat dilakukan secara rutin, misal bulanan, mingguan, atau bahkan harian. Bagi mereka yang sudah terbiasa, menulis harian merupakan hal yang mudah dilakukan. Jika guru telah memiliki kebiasaan menulis, maka menulis karya ilmiah pun akan menjadi hal yang semakin mudah untuk dilakukan.
Ruang menulis bagi guru sangat terbuka lebar di era kecanggihan teknologi sekarang ini. Jejaring sosial, jurnalisme warga di blog maupun di koran merupakan ruang yang bisa digunakan oleh guru untuk mengasah kemampuan menulisnya.
Jika ingin menulis yang lebih serius, maka guru dapat mempublikasikan tulisannya pada ruang yang lebih formal, misalnya jurnal ilmiah. Action Guru merupakan Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan yang ada di Kabupaten Purbalingga.
Menulis merupakan aktivitas praktek bukan teori semata. Latihan menulis mulai saat ini bukanlah hal yang terlambat, bahkan sangat baik. terutama bagi mereka yang jarang menulis. Tidak ada kata terlambat dalam latihan menulis. Saat ini pun jika serius berlatih menulis, maka dalam tahun-tahun ke depan guru akan semakin siap menghadapi Permenpan yang baru.
Dengan kemampuan menulisnya, guru profesional-yang merupakan nafas dari Permenpan yang baru- akan tersemat dengan semestinya, bukan sekedar formalitas semu belaka. Di sinilah pentingnya menulis bagi guru.

Share:

0 komentar:

VIDEO PEMBELAJARAN

Arsip

Frequency Counter Pengunjung

Artikel Terbaru

LINK SAYA

Komentar Terbaru

Konsultasi IPA