BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Catatan Harian Seorang Guru IPA







Selamat berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat

Sabtu, 29 Desember 2012

Istriku, Aku Sayang Kamu

 Cerita Mini :

Malam. Hujan. Dingin.

Istriku pulas tertidur bersama anakku yang juga pulas di pembaringan. Mungkin kecapekan setelah seharian menemaniku membeli keperluan kantor.

Sambil lembur mengetik tugas kantor, aku memandangi istri dan anakku yang mungkin sedang terbuai di alam mimpi. Tak terasa ada linangan airmata di pipiku.

(Gambar. FB Wenda YK)

Tadi siang, aku membonceng istri dan anakku. Naik turun lift supermarket. Mencari barang-barang yang aku cari untuk keperluan kantor.

Dari satu toko ke toko lain, aku mencari keperluan kantor. Kadang ada barang yang tak kutemukan, maka harus pindah mencari di toko yang lain. Udara siang itu sangat panas. Sepeda motor tak melindungi kami dari terik mentari. Keringat pun melumuri tubuh kami. Namun istriku tak mengeluh sedikitpun.
Aku membelikan istri dan anakku yang berumur tiga tahun minuman dingin dan makanan kecil. Anakku tak rewel, malah semangat seperti ibunya.

Setelah beberapa jam membeli barang-barang, kami pun pulang. Dua kantong plastik barang-barang saya letakkan di bagian depan sepeda motor, dua kantong plastik lainnya di tangan kanan dan tangan kiri istriku, menempel di atas paha kanan dan kirinya. Anakku berada di tengah. Aku membayangkan betapa repotnya istriku.

“Mau makan di mana? Mau beli baso?” tanyaku dalam perjalanan pulang.
“Ndak usah mampir ke rumah makan, Mas. Makan di rumah saja,” jawab istriku.
Sampai di rumah anakku langsung tertidur, kelelahan.
“Lho kok nangis, Mas?” istriku membuyarkan lamunanku.
“Eh…ndak kok. Ini aku lagi membaca cerita di internet, sangat mengharukan,” aku beralasan. Padahal aku menangis karena kesetiaan istriku menemaniku dalam suka dan duka selama empat tahun pernikahan kami.
Meski ibu rumah tangga biasa, aku sangat menyayangi dan mencintai istriku. Aku akan setia padanya sampai akhir hidupku.
“Lho, kok malah melamun. Kecapekan ya? sini aku pijat, Mas?”
“Ndak usah, aku ndak begitu capek kok.”
“Aku buatkan kopi susu ya?”
“Ya boleh.”
Istriku melangkah ke dapur. Aku menghapus sisa-sisa airmata dengan tanganku.
***
Apapun adanya istri kita. Dia adalah bidadari terindah yang dihadirkan Tuhan untuk mendampingi kita di muka bumi.

Banyumas, 29 Desember 2012

(Diposting di Kompasiana, 29 Desember 2012)
Share:

0 komentar:

VIDEO PEMBELAJARAN

Frequency Counter Pengunjung

Artikel Terbaru

LINK SAYA

Komentar Terbaru

Konsultasi IPA