FACEBOOK merupakan salah satu jejaring sosial
yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Selain menjalin
pertemanan, media itu dapat digunakan mempromosikan suatu produk,
transaksi barang dan jasa, dan sebagainya. Salah satu manfaat yang
sebenarnya juga bisa dipetik adalah melatih kemampuan menulis.
Seseorang dapat menulis cerpen, puisi, atau
berita pada menu status atau note. Jika ingin lebih serius latihan
menulis bersama, seseorang dapat bergabung pada menu grup di jejaring
sosial itu, yang khusus membicarakan dunia tulis-menulis.
Salah satu grup facebook yang ada di Banyumas
adalah Penamas, akronim dari Para Penulis Muda Banyumas. Awalnya grup
menulis itu membahas mengenai dunia tulis-menulis secara sederhana dan
santai. Puisi, cerpen, dan tips menulis kerap di-posting lewat menut
grup.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan komunitas
itu makin serius. Proyek pertama adalah membuat antologi cerpen
Banyumasan. Dalam waktu empat bulan, dari awal Agustus hingga November
2011, terbitlah buku Balada Seorang Lengger. Meskipun terbit secara
indie, pengantarnya ditulis oleh sastrawan kondang asal Banyumas yang
juga diakui secara internasional, yaitu Ahmad Tohari.
Dia penulis trilogi Ronggeng Dukuh Paruk yang
menjadi inspirasi film ’’Sang Penari’’. Dalam kata pengantarnya, Ahmad
Tohari berpesan bahwa kepengarangan adalah proses yang tidak boleh
berhenti. Dia menyemangati ke-19 penulis dalam buku tersebut agar kelak
menjadi penulis yang dapat dibanggakan bagi bangsanya.
Terbitnya buku Balada Seorang Lengger merupakan
salah satu bukti, bahwa facebook dapat digunakan sebagai media
bersastra. Diskusi dan proses kreatif bersastra dilakukan melalui dunia
maya, dan hasilnya menjadi nyata, yaitu sebuah antologi cerpen.
Tentunya hal itu patut untuk dilestarikan dan
dikembangkan oleh masyarakat kita pada umumnya dan generasi muda pada
khususnya. Dengan menulis melalui media jejaring sosial akan tumbuh
budaya masyarakat yang gemar menulis. Dari gemar menulis mengarah pada
gemar menerbitkan buku. Jika banyak buku terbit yang ditulis oleh
generasi muda , tentu merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua.
Khasanah literasi akan semakin kaya dan beragam.
Teknologi Informasi
Penamas merupakan salah satu wadah, yang
diniatkan melanjutkan jejak kepengarangan Ahmad Tohari. Jejak sastrawan
asal Desa Tinggar Jaya Kecamatan Jatilawang Banyumas ini patut diikuti
oleh generasi muda Indonesia, terutama anak muda Banyumas. Dia dikenal
sebagai penulis yang berciri khas menampilkan lokalitas budaya.
Masyarakat pedesaan dengan tokoh-tokohnya,
merupakan salah satu ciri khas karya-karyanya baik cerpen maupun novel.
Hal ini juga menjadi kekuatan karya sastra yang ditulis oleh penulis
cerpen ’’Senyum Karyamin’’ ini. Semangat melestarikan dan mengembangkan
lokalitas budaya melalui karya sastra patut menjadi pegangan generasi
muda. Era globalisasi yang banyak menawarkan budaya asing ini seakan
mendapatkan filternya melalui kegiatan bersastra ini.
Kegiatan bersastra melalui facebook dapat
mengikis kesan negatif bahwa jejaring sosial itu hanya media buang waktu
sia-sia, dan stigma negatif lainnya yang disematkan pada penggunanya.
Jejaring sosial itu hanyalah media. Pemanfaatannya untuk tujuan positif
atau negatif bergantung penggunanya.
Selain media itu, ada blog keroyokan yang juga
merupakan media sosial. Anggota di dalamnya dapat berinteraksi melalui
tulisan atau komentarnya. Hal ini membuktikan teknologi informasi
menjadi salah satu pendukung bagi masyarakat untuk memulai menulis.
Jurnalisme warga atau pewarta warga bisa muncul dari blog keroyokan.
Masyarakat dari beragam latar belakang dapat
membuat tulisan jenis apa pun: cerpen, puisi, artikel, atau berita. Jika
kita telah mempunyai akun dan mempunyai hobi menulis fiksi, jangan ragu
mari bersastra melalui facebook.
(Dimuat di koran Suara Merdeka, 21 Januari 2012)
0 komentar:
Posting Komentar