BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Catatan Harian Seorang Guru IPA







Selamat berkunjung di blog kami, semoga bermanfaat
Tampilkan postingan dengan label Tips Menulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Menulis. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Juli 2021

Ikuti Kelas Novel Angkatan 2 Bersama Agus Pribadi

 


Dewasa ini merebak penerbitan buku kumpulan cerpen baik karya bersama (antologi) maupun karya perorangan seperti jamur di musim penghujan. Namun demikian, penerbitan novel sepertinya tidak sebanyak buku kumpulan cerpen. Hal ini kemungkinan karena menulis novel membutuhkan konsistensi dan ketekunan agar dapat mencapai panjang tulisan sebagaimana layaknya sebuah novel: 7.500-17.500 kata (novelet), 17.500-40.000 kata (novela), 40.000-100.000 kata (novel), lebih dari 100.000 kata (novel epik).

Tidak hanya harus mencapai panjang tulisan tertentu, sebuah novel tentunya memiliki alur/plotnya tersendiri yang berdiri sendiri, bukan sebuah cerpen yang dipanjang-panjangkan. Sebuah novel ada pendahuluan, isi, dan penutup. Proporsi ketiganya tentunya harus seimbang. Tokoh utama harus membawa misi yang berat dengan segala konsekuensinya yang tidak mudah untuk selanjutnya mengalami perubahan nasib tertentu apakah sukses atau gagal. Tidak hanya seperti itu, tokoh cerita beserta alur/plot yang dibangun pun haruslah yang mengundang simpati dan empati pembaca agar pembaca betah menikmati dari lembar awal sampai lembar akhir novel dan menutup novel dengan mata berbinar-binar.

Tidak mudah memang menulis novel yang semacam itu. Namun demikian, bukan berarti tidak bisa dipelajari dan dilatih. Novelis sekaliber Ahmad Tohari pun tidak lepas dari kritikan pada novel yang ditulisnya, tetapi beliau tidak patah semangat, bahkan membuktikan kualitas tulisannya dengan menuliskan novel karya maestro Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk.

Sebagai salah satu ikhtiar untuk bisa menulis novel, “Kelas Menulis Novel Angkatan 2 Via WhatsApp Grup Bersama Agus Pribadi” mencoba hadir. Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin mengembangkan ketekunan dan keuletan dalam menulis novel. Selama satu tahun, mereka akan didampingi untuk berusaha menghasilkan sebuah karya novel. Jadi, kelas ini merupakan kelas praktik, bukan kelas teori yang hanya menyajikan materi penulisan novel.

Bagi yang berminat bisa mengikuti ketentuan pada poster. Pendaftaran masih dibuka sampai tanggal 9 Juli 2021 dengan biaya cukup terjangkau.

Banyumas,  2 Juli 2021

Salam Literasi,

Agus Pribadi

Share:

Sabtu, 19 November 2016

9 Tips Menulis Ala Ahmad Tohari


Oleh Agus Pribadi

Ahmad Tohari merupakan sosok penulis yang telah cukup lama berkecimpung di dunianya. Banyak karya fiksi berupa novel dan cerpen yang telah dihasilkannya. Penulis yang terkenal dengan Karya Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk itu kerap diundang dalam berbagai forum mengenai budaya dan kepenulisan. Penulis yang juga seorang budayawan itu tak segan untuk berbagi mengenai berbagai hal khususnya yang berkait dengan budaya dan kepenulisan. Penulis yang ramah, rendah hati dan egaliter itu terbuka untuk berdiskusi dengan berbagai kalangan. Saya pribadi yang notabene bukan siapa-siapa pernah beberapa kali bersilaturahmi ke rumah beliau. Dan beliau dengan ramah menerima saya dan teman-teman saya.

Setidaknya ada 9 hal yang saya catat, mengenai ciri kepenulisan ala Ahmad Tohari. Diantaranya adalah :
1.        Memilih jalan sepi
Ahmad Tohari  mengatakan penulis itu orang yang memilih jalan sepi. Jalan sepi yang dimaksud di sini adalah jalan yang jauh dari materialisme, atau terlalu mengagungkan materi. Bukan jalan yang mengambil jarak dari masyarakatnya. Bahkan Ahmad Tohari merupakan sosok yang terjun langsung ke lapangan, tidak sekedar mencari referensi di internet dalam menghasilkan karyanya.

2.        Mengangkat kearifan lokal
Tema-tema pedesaan yang sederhana biasa diangkat dalam karya-karya Ahmad Tohari baik cerpen maupun novel. Kepeduliannya pada rakyat kecil menjadi inspirasinya dalam membuat cerita.

3.        Menjaga sikap rendah hati
Sikap dan pandangannya mencerminkan Ahmad Tohari merupakan pengarang yang rendah hati sampai saat ini. Pengarang yang berasal dari Banyumas itu terbuka untuk berdiskusi dengan berbagai kalangan termasuk dari yang awam sastra seperti saya.

4.        Bersedia berproses sampai kapanpun
Menurut penulis cerpen Senyum Karyamin itu, kepengarangan adalah proses yang panjang dan tidak boleh berhenti. Hal itu menyiratkan bahwa pengarang harus selalu belajar sampai kapanpun (belajar sepanjang hayat)

5.        Menanggapi kritik secara positif
Penulis yang juga menulis novel Orang-orang Proyek itu memberi nasehat agar penulis mau menerima kritik dengan positif. Bahkan dari kritik itu dapat dijadikan karya yang spektakuler.

6.        Banyak membaca
Pemimpin redaksi majalah Ancas Banyumas itu memberi nasehat agar penulis banyak membaca, berbagai jenis bacaan. Hal itu untuk memperluas wawasan dan peta dunia kepengarangan.

7.        Menyuarakan pesan dari masyarakat
Peraih Penghargaan Hadiah Sastra ASEAN, 1995 dan Hadiah Sastra Rancage, 2007 itu biasa menulis cerita yang berlatar pedesaan dengan persoalan sederhana sekalipun. Persoalan-persoalan yang menjadi aspirasi dan pesan dari masyarakat kecil.

8.        Menampilkan kesederhanaan hidup
Tidak hanya dalam cerita fiksi yang dibuatnya, kesederhanaan hidup juga ditampilkan dalam kesehariannya. Hal itu mempertegas identitas dan jati dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang hidup di daerah pedesaan di Indonesia.

9.        Mengusung semangat kebersamaan (egaliter)
Sikap terbukanya pada berbagai kalangan menunjukkan semangat kebersamaan (egaliter) yang dimiliki sebagai seorang budayawan, baik dalam karya-karyanya, pandangan maupun kesehariannya.
Demikian, 9 tips menulis ala Ahmad Tohari. Semoga bermanfaat.

Share:

Tips Gemar Membaca

 Oleh Agus Pribadi
Dapat dikatakan setiap penulis merupakan pembaca juga. Penulis banyak membaca buku, majalah, koran, dan lainnya. Hal itu dilakukan untuk menambah referensi tulisannya. Penulis juga membaca tulisannya sendiri sebelum diedit dan ditampilkan untuk pembacanya.


Di bawah ini saya sajikan tips sederhana gemar membaca. Bagi yang berkenan menambahkan tipsnya dengan senang hati saya akan membacanya.
1. Mulailah membaca bacaan yang disenangi
Membaca bisa menjadi pekerjaan yang menyiksa diri jika dilakukan dengan terpaksa atau dengan rasa tidak suka. Sebaliknya membaca bisa menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan jika apa yang dibacanya merupakan sesuatu yang disukainya. Berdasarkan hal di atas, menumbuhkan gemar membaca dapat dimulai dari bacaan yang disukai. Setelah itu baru merambah ke bacaan lainnya yang diperlukan sesuai tujuan pembacanya.
2. Tanamkan tujuan yang kuat sebelum membaca
Tujuan yang kuat bisa menjadi pemicu seseorang untuk mencari bacaan yang menjadi tujuannya itu. Misalnya seseorang ingin menjadi cerpenis, tentunya bacaannya juga yang berkaitan dengan penulisan fiksi dan cerpen-cerpen karya penulis lain.
3. Sediakan waktu khusus untuk membaca
Menyediakan waktu khusus untuk membaca bisa menjadi pendukung kegiatan membaca. Bagi seorang penulis, selain menyediakan waktu khusus menulis, hendaknya juga menyediakan waktu khusus membaca. Kegiatan membaca perlu juga dikondisikan agar hasilnya bisa lebih maksimal.

Demikian tips sederhana dari saya. Semoga bermanfaat.
Share:

Sabtu, 12 November 2016

Tips Gemar Membaca


Oleh Agus Pribadi
Dapat dikatakan setiap penulis merupakan pembaca juga. Penulis banyak membaca buku, majalah, koran, dan lainnya. Hal itu dilakukan untuk menambah referensi tulisannya. Penulis juga membaca tulisannya sendiri sebelum diedit dan ditampilkan untuk pembacanya.
Namun demikian kadar membaca seseorang berbeda-beda. Ada yang “kutu buku”, ada yang sedang-sedang saja, ada juga yang jarang membaca.
Gambar Pixabay.com
Di bawah ini saya sajikan tips sederhana gemar membaca.
1.      Mulailah membaca bacaan yang disenangi
Membaca bisa menjadi pekerjaan yang menyiksa diri jika dilakukan dengan terpaksa atau dengan rasa tidak suka. Sebaliknya membaca bisa menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan jika apa yang dibacanya merupakan sesuatu yang disukainya. Berdasarkan hal di atas, menumbuhkan gemar membaca dapat dimulai dari bacaan yang disukai. Setelah itu baru merambah ke bacaan lainnya yang diperlukan sesuai tujuan pembacanya.

2.      Tanamkan tujuan yang kuat sebelum membaca
Tujuan yang kuat bisa menjadi pemicu seseorang untuk mencari bacaan yang menjadi tujuannya itu. Misalnya seseorang ingin menjadi cerpenis, tentunya bacaannya juga yang berkaitan dengan penulisan fiksi dan cerpen-cerpen karya penulis lain.

3.      Sediakan waktu khusus untuk membaca
Menyediakan waktu khusus untuk membaca bisa menjadi pendukung kegiatan membaca. Bagi seorang penulis, selain menyediakan waktu khusus menulis, hendaknya juga menyediakan waktu khusus membaca. Kegiatan membaca perlu juga dikondisikan agar hasilnya bisa lebih maksimal.

Demikian tips sederhana dari saya. Semoga bermanfaat.

Share:

Hukum I Newton Berlaku dalam Menulis


Oleh Agus Pribadi

            Menulis merupakan aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap orang dari segala kalangan. Apapun latar belakangnya, baik sastrawan, ilmuwan, politisi, maupun orang awam sekalipun melakukan kegiatan menuangkan pikiran dalam bentuk kata-kata ini.

Gambar Pixabay.com


            Meskipun menulis dilakukan oleh setiap orang dari berbagai bidang ilmu. Namun ternyata kegiatan menulis tidak melulu berkaitan dengan teori sastra, tata bahasa, maupun jurnalistik. Ternyata menulis juga berkaitan dengan salah satu Hukum dalam Fisika.

            Hukum I Newton berbunyi “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.”

            Dalam kegiatan menulis, jika seseorang lama tidak menulis, ia akan kesulitan melakukan aktivitas tersebut seperti halnya yang pernah dilakukannya dulu. Hal ini dialami oleh teman saya, beberapa tahun yang lalu ia senang sekali menulis beberapa cerpen, puisi, juga artikel. Namun sekarang ia mengatakan sulit untuk menulis lagi karena telah beberapa lama berhenti atau jarang menulis lagi. Saya juga membaca di buku tentang menulis, ada penulis yang berhenti menulis cukup lama akan kesulitan untuk menulis lagi. Hal ini sesuai dengan benda yang mula-mula diam akan tetap diam.

            Sebaliknya, jika kegiatan menulis dilakukan secara rutin dan teratur, maka akan dapat semakin memperlancar si penulis. Saya merasakan sendiri, pada saat saya mulai rajin menulis mulai awal tahun ini sampai sekarang, saya telah menghasilkan banyak cerpen, serta tulisan lainnya. Dalam forum kompasiana ini juga dapat kita lihat tulisan berkualitas dari orang-orang yang rutin dan teratur terpajang di kompasiana. Jika kita sering berkunjung di kompasiana, tentu kita tahu siapa saja orang-orang itu. Hal ini sesuai dengan benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.

            Jenis penulis kedua ini yang tentu kita inginkan. Hukum I Newton bisa menjadi pengingat untuk kita tetap menghasilkan tulisan berkualitas secara rutin dan teratur. Semoga.

Share:

Jumat, 11 November 2016

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) IPA


Metode Jembatan Keledai untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Klasifikasi Makhluk Hidup Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 5 Mrebet Pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun oleh :
Agus Pribadi
SMP Negeri 5 Mrebet
Email : aguspribadi1978@gmail.com











                                                                                                


Gambar Pixabay.com

Bab I. Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah

Hasil belajar Klasifikasi Makhluk Hidup siswa kelas 7B SMP N 5 Mrebet masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari nilai Ulangan Harian pertama dan kedua pada tahun sebelumnya dengan rata-rata hanya 6,2 dan 6,7. Padahal KKM untuk KD tersebut adalah 7.
Guru masih menggunakan metode konvensional dalam mengajar materi klasifikasi makhluk hidup, yakni ceramah dan menulis di papan tulis.
Hasil belajar Klasifikasi Makhluk Hidup yang diharapkan adalah meningkat minimal sesuai dengan KKM, yakni 7.
Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang lebih inovatif, salah satunya menggunakan metode jembatan keledai.

Perlu adanya daya tarik dalam metode pembelajaran agar siswa mau mempelajari Biologi dengan hasil belajar yang baik. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Biologi adalah dengan menggunakan metode jembatan keledai.

Metode jembatan keledai dipilih karena :
1)      Menarik bagi siswa. Dengan sifatnya yang menarik maka pembelajaran akan menyenangkan sehingga sesuai dengan Pembelajaran PAKEM yang salah satu unsurnya adalah menyenangkan.
2)      Praktis dalam penyajiannya
Dengan sifatnya yang praktis, maka metode ini membantu siswa dalam memahami sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Biologi.
3)      Membantu mengingat lebih lama
Metode ini membantu siswa mengingat lebih lama materi pembelajaran. Siswa dibantu menemukan materi melalui jalur yang lebih singkat.



B.     Rumuasan Masalah
1.         Apakah melalui metode jembatan keledai dapat meningkatkan Hasil Belajar Klasifikasi Makhluk Hidup Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 5 Mrebet Pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016?
2.         Melalui metode jembatan keledai, berapa peningkatan Hasil Belajar Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 5 Mrebet Pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016?


C.    Tujuan Penelitian
1)      Tujuan Umum
Mengetahui peran metode Jembatan Keledai dalam meningkatkan hasil belajar Biologi.
2)      Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode jembatan keledai dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi  Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa SMP Negeri 5 Mrebet Kelas VIIB Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016.




D.    Manfaat Penelitian
1)      Manfaat Teoritis
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat diterapkan dalam praktek pembelajaran di ruang-ruang kelas.

2)      Manfaat Praktis

Manfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat bagi guru untuk menemukan metode pembelajaran baru. Manfaat bagi sekolah
Untuk meningkatkan prestasi akademik sekolah. Manfaat bagi perpustakaan sekolah untuk menambah koleksi karya ilmiah PTK.



Share:

Kamis, 10 November 2016

Tips Menulis ala Orang Awam


Oleh Agus Pribadi

Adanya internet sedikit banyak telah menjadi lahan yang subur untuk berlatih menulis. Melalui jejaring sosial, blog, dan lainnya geliat menulis begitu terasa gairahnya. Kalau dulu mungkin jumlah penulis hanya sedikit, tapi di era teknologi informasi ini jumlah penulis kemungkinan membludak. Ini semua karena orang-siapapun dia-baik penulis berpengalaman maupun orang awam sekalipun, tengah dimanjakan oleh beragam bacaan (informasi) yang sangat mudah didapat, sekaligus diberi media untuk menulis yang juga sangat mudah dilakukan (jejaring sosial, blog, dan lainnya). Itu semua masih ditambah dengan dukungan penerbitan indie yang juga sedang marak. Al hasil lengkap sudah teknologi memanjakan orang-siapapun dia- untuk menulis dan menghasilkan karya (dalam bentuk buku misalnya).
Gambar Pixabay.com
Dengan kemudahan tersebut di atas, maka banyak orang yang tadinya awam dalam tulis menulis, menjadi bergiat untuk berlatih kemudian keterusan menjadi penulis. Tidak sedikit dari mereka yang telah berhasil menjadi penulis dalam arti mampu menulis terus menerus dan menghasilkan karya yang disukai pembacanya.
Di bawah ini ada beberapa ciri yang dimiliki oleh orang awam dalam menulis, dan juga bisa menjadi tips menulis, tentunya ala orang awam :
1.      Memiliki semangat belajar menulis yang tinggi
Orang yang masih baru dalam menulis, biasanya memiliki rasa penasaran tentang tips menulis. Selanjutnya mendorongnya untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya tentang menulis. Motivasinya biasanya sangat tinggi yang membuatnya produktif dalam menulis.

2.      Mau belajar pada siapapun
Orang yang belum lama menulis, biasanya mau belajar pada siapapun. Dia merasa membutuhkan orang lain sebagai patner dalam diskusi seputar tulis menulis.

3.      Belajar sambil praktek menulis
Meski awalnya mungkin malu-malu, orang yang baru mulai menulis biasanya akan rajin membuat tulisan dan menunjukkannya pada orang lain. Dia rajin menulis sekaligus rajin membaca untuk mendukung tulisannya.

4.      Tidak dipusingkan oleh aturan baku
Kosa kata yang dimiliki mungkin masih minim, tapi tidak menghalanginya untuk terus menulis. Aturan baku akan dipelajarinya kemudian, sambil jalan.

5.      Mulai mencari jati diri dalam menulis
Jika telah lama menulis, dia akan mulai mencari jati diri dalam menulis. Bagaimana menulis yang benar (EYD, KBBI, dan seterusnya). Juga mulai membandingkan diri dengan penulis yang menjadi idolanya.

Mari terus menulis, karena orang awam pun bisa menulis! []

Share:

Hal yang Sering Dilakukan Penulis Pemula


Oleh Agus Pribadi
Ada teman yang inbox ke FB saya, bagaimana cara memulai menulis yang benar. Sejujurnya saya sendiri pun masih belajaran dan pemula dalam hal menulis. Saya jawab sebisanya dan saya jadikan artikel juga di Kompasiana mengenai tema tersebut.
Gambar Pixabay.com

Ada juga teman yang merasa belum waktunya menulis di Kompasiana. Ia masih butuh waktu untuk belajar menulis yang lebih baik. sejujurnya saya juga demikian. Saya merasa belum bisa menulis dengan baik. Namun, mungkin karena saya yang kurang tahu diri, sehingga nekad menulis di Kompasiana sampai hampir setahun ini.
Ada juga teman yang setelah menulis dan menunjukkannya pada orang lain, berkomentar sebagai berikut :
“Itu tulisan saya belum maksimal. Menulisnya asal-asalan.”
Atau :
“Saya menulisnya sudah ngantuk jadi hasilnya seperti itu.”
Dan komentar lainnya yang sejenis. Dari komentar tersebut, saya berkesimpulan, penulis pemula kurang serius dalam menulis. Terkesan apa adanya dan asal jadi. Hal itu terlihat dari komentar-komentrnya sendiri.
Padahal jika mereka mau lebih serius dalam menulis, tentu hasilnya akan jauh lebih baik. Apalagi jika menulisnya dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan segenap kemampuan, bisa jadi menjadi sebuah maha karya.
Komentar di atas juga mencerminkan rasa kurang percaya diri penulisnya, baik saat menulis maupun saat menghadirkan tulisannya di tengah-tengah pembaca. Padahal rasa kurang percaya diri dapat mempengaruhi tulisan yang dibuat. Bisa menyebabkan kebuntuan ide, dan lainnya.
Dari hal-hal di atas, setidaknya ada 2 hal yang harus dibenahi oleh penulis pemula, termasuk diri saya juga sebagai penulis pemula.
Pertama, lebih serius dalam menghasilkan karya tulisan. Hal itu menjadikan penulis pemula tidak memberi tambahan komentar yang menunjukkan kurang siap menulis. Kesan sebagai penulis pemula pun akan terkikis seiring tulisan-tulisan yang dihasilkannya.
Kedua, memupuk rasa percaya diri dalam menulis. Rasa percaya diri dibutuhkan penulis termasuk penulis pemula agar siap menulis dan menghadirkannya di hadapan pembaca yang lebih luas. Berbagai tips menumbuhkan rasa percaya diri dalam menulis perlu dipelajari. Salah satu caranya adalah dengan memulai menunjukkan karyanya kepada orang lain, dan berlatih untuk kebal terhadap kritik. Bahkan menjadikan kritikan sebagai masukan yang bermanfaat. []

Share:

Tips Mengatasi Kebuntuan dalam Menulis


Oleh Agus Pribadi
Sebagai penulis yang ingin menghasilkan karya-karya yang berkualitas, tentunya kita harus rajin berlatih menggoreskan pena. Tentunya tidak untuk satu dua hari atau satu dua bulan kita menulis, namun untuk waktu yang lama atau bahkan seumur hidup kita, agar kelak kita bisa meninggalkan tulisan-tulisan kita untuk dibaca anak cucu.
Gambar Pixabay.com
Sebagaimana pernah saya tulis di kompasiana, jika kita terus menulis, maka akan semakin memperlancar kegiatan menulis kita. Sebaliknya jika kita terlalu lama tidak menulis kita akan kesulitan untuk menulis lagi. Seperti Hukum I Newton, benda akan terus bergerak jika sedang bergerak, dan tetap diam jika sedang diam. Contohnya jika kita naik bis dalam keadaan berdiri, tiba-tiba bis itu berhenti, maka kita akan terdorong ke depan, demikian juga sebaliknya, jika bis tiba-tiba melaju, kita akan jatuh ke belakang. Karenanya menulis terus menerus dibutuhkan agar tulisan-tulisan kita tetap lancar mengalir.
Namun demikian, terkadang kita merasa jenuh dalam menulis, yang pada gilirannya dapat membuat ide menulis kita menjadi buntu. Sebagaimana yang pernah saya alami, saya merasa jenuh dalam menulis, akibatnya ide menulis saya menjadi buntu. Untuk membuat tulisan menarik sesuai tema yang telah ditentukan menjadi sangat sulit. Dari hal tersebut saya mencari solusi, dan ada beberapa tips yang mungkin menurut saya bisa dijadikan solusi kejenuhan dan kebuntuan kita dalam menulis :
1. Saat jenuh, refreshinglah!
Saat kejenuhan menulis mulai menyerang kita, maka lakukanlah kegiatan lainnya khususnya yang bersifat refreshing . Misalnya rekreasi, menemani anggota keluarga belanja, dan lain sebagainya. Namun demikian jangan terlalu lama berhenti menulis, karena kalau terlanjur berhenti menulis bisa sulit untuk memulai lagi.
2. Saat sudah segar kembali, menulislah sebanyak-banyaknya, baik kuantitas maupun variasi tulisannya, karena tulisan-tulisan kita yang bermacam-macam, suatu saat dapat kita butuhkan untuk membuat buku , mengikuti lomba dan kepentingan lainnya.
Demikian tulisan sederhana saya, barangkali ada pembaca yang berkenan menambahkan tips dan berbagi pengalaman, dengan senang hati saya akan membacanya. []

Share:

Hal-hal yang Menghambat dalam Menulis


Oleh Agus Pribadi
Menulis merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis. Penulis senantiasa berusaha menyajikan tulisan yang bermanfaat dan enak dibaca untuk pembacanya. Merupakan sebuah kebahagiaan bagi penulis apabila tulisannya diterima dengan baik oleh pembacanya.

Namun demikian, jika penulis menemui hambatan dalam menulis atau menemui jalan buntu, tentu merupakan hal yang tidak diinginkan. Ide menulis seakan terbang entah kemana. Layar monitor hanya ada warna putih tanpa ada huruf-huruf yang mulai diketik.
Hal-hal yang menghambat dalam menulis, diantaranya :
1.      Merasa cepat puas dengan hasil yang telah diraih
Merasa cepat puas dengan hasil yang diraih dapat menghambat produktifitas dalam menulis. Jika seseorang telah merasakan hal itu, seakan kegiatan menulis telah selesai dan tidak dilanjutkan kembali. Senada dengan merasa cepat puas adalah merasa telah sukses menjadi penulis, merasa karyanya paling baik, merasa paling pintar menulis, dan seterusnya.

2.      Iri dengan hasil karya orang lain
Iri dengan hasil karya orang lain dapat menghambat menulis. Perasaan itu dapat mengganggu hati dan pikiran. Senada dengan iri adalah tidak senang melihat orang lain berbahagia. Seolah-olah kebahagiaan hanya miliknya sendiri dan orang lain tidak boleh merasakannya.

3.      Minder dengan tulisan sendiri
Minder dengan tulisan sendiri mengganggu menulis karena rasa percaya diri dapat terkikis. Hal itu dapat mempengaruhi tulisan yang dihasilkan menjadi kurang maksimal. Dibutuhkan rasa percaya diri dalam menulis. Percaya diri akan memotivasi penulis untuk produktif dalam berkarya.

4.      Gagal dalam membagi waktu
Membagi waktu memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan menulis. Jika gagal, maka dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kegiatan-kegiatan harian dapat terbengkalai. Antara menulis dan kegiatan lainnya harus dapat diatur secara proporsional.

Hal-hal di atas harus dihindari oleh seorang penulis untuk menjaga produktifitasnya dalam menulis. Jika berhasil dihindari, maka menulis menjadi seperti aliran sungai yang deras dan jernih airnya. []

Share:

Mempertajam Warna Tulisan


Oleh Agus Pribadi
Mempertajam warna tulisan berarti mencari ciri khas tulisan kita. Ciri khas tersebut dapat berupa gaya bertutur, tema-tema yang dipilih, pilihan kata, dan sebagainya.
Gambar Pixabay.com
 Ada penulis yang tulisannya enak dibaca dari awal sampai akhir, ada penulis yang tulisannya selalu menyejukkan, ada penulis yang kuat pesan moralnya, ada penulis yang tulisannya selalu aktual, ada penulis yang tulisannya sangat informatif dan bermanfaat. Itu diantaranya ciri khas tulisan mereka masing-masing.
Seperti Pelari Maraton
Mempertajam warna tulisan bagi seorang penulis layaknya seperti seorang pelari maraton, namun lawannya bukan orang lain. Dirinya sendiri adalah lawannya berlari. Menjadi penulis adalah bergelut dengan dirinya sendiri, sejauh mana ia terus meningkatkan dan mengasah jiwa menulisnya.
Dengan ketekunan, keuletan dan kerja keras, penulis yang telah melampaui itu semua akan memperoleh hasilnya. Sebuah tulisan yang dikenal orang melalui warna tulisannya. Dari warna tulisannya itu, pembaca akan mengenali penulisnya.
EYD VS Rasa Tulisan
Warna tulisan menciptakan rasa tulisan. Dari rasa ini, pembaca akan dapat menikmati tulisan tersebut. Namun demikian terkadang pemilihan kata dan kalimat harus sedikit kurang mematuhi EYD, namun rasa yang tercipta begitu kuat, hal ini khususnya dalam penulisan fiksi.
Namun demikian ada tulisan yang sangat patuh EYD, walaupun kadang harus sedikit megorbankan warna dan rasa tulisan. Penulis sendiri yang akan memilihnya, mana yang lebih pas menurutnya. []

Share:

Swasunting Sebelum Posting


Oleh Agus Pribadi
Bagi seseorang yang biasa menulis di blog atau media online lainnya, menulis cepat biasa dilakukan. Jika sebuah tulisan telah selesai, mempostingnya adalah hal yang biasanya ingin segera dilakukan.
Gambar Pixabay.com
Namun ketergesaan itu bisa menjadikan tulisan yang diposting banyak kesalahan. Tulisan menjadi belepotan. Menulis di pasar, menjadi dipasar. Menulis dimakan menjadi di makan. Bisa juga kesalahan dalam pengetikan. Baris pertama menjadi baris kedua dalam sebuah paragraf. Kalimat yang tersusun pun menjadi berantakan. Ditambah kesalahan-kesalahan lainnya, dari yang sangat ringan sampai yang sangat fatal.
Swasunting
Swasunting kurang lebih merupakan kegiatan mengedit tulisan yang dilakukan penulisnya sendiri. Kegiatan itu dilakukan sesaat setelah tulisan selesai ditulis. Hal-hal kecil yang salah dalam pengetikan diperbaiki sebelum tulisan dipublish atau diposting.
Swasunting merupakan kegiatan yang sangat penting sebelum tulisan diposting. Dengannya, akan mengurangi atau menghilangkan kesalahan-kesalahan dalam tulisan.
Media online sangat cepat dalam menampilkan tulisan. Setelah diposting di media online, tulisan akan langsung dapat dibaca siapapun yang mengaksesnya.
Jika kesalahan tulisan minim, bisa jadi kegiatan swasunting telah dilakukan oleh penulisnya. Selain minim kesalahan, tulisan pun akan enak dibaca dari awal sampai akhir.
Sebaliknya jika banyak kesalahan-kesalahan kecil yang ada pada tulisan, bisa jadi tulisan itu tanpa melalui proses swasunting. Setelah ditulis langsung saja diposting, akibatnya pembaca akan melihat banyak kesalahan pada tulisan yang tersaji. Kesalahan itu akan sangat mengganggu. Padahal hal-hal seperti itu dapat dikurangi atau dihilangkan jika dilakukan proses swasunting sebelumnya.
Kegiatan swasunting perlu dibiasakan sebelum tulisan diposting. Jika belum terbiasa, malas merupakan hal yang biasanya menghinggapi penulis. Pembiasaan swasunting bisa dimulai dengan melakukannya dalam waktu yang singkat saja. Lambat laun dapat dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Rasa malas pun akan terbang menjauh dari penulis.
Kegiatan swasunting dalam waktu singkat pun akan memberikan efek yang besar pada kualitas tulisan. Apalagi jika dilakukan dalam waktu yang lebih lama, kualitas tulisan akan semakin terjaga.
Mari melakukan swasunting sebelum tulisan diposting, karena swasunting itu penting! []


Share:

Tips Memulai Menulis


Oleh Agus Pribadi
Menulislah mengalir seperti air, tabah seperti karang, rendah hati seperti ilmu padi...

Bagaimana memulai menulis?
Menulis merupakan kegiatan yang dapat diibaratkan dengan berenang. Belajar menulis juga dapat diibaratkan dengan belajar berenang. Praktek langsung adalah kuncinya.

Berenang akan semakin terampil jika seseorang rajin berada di kolam renang menggerakkan badan, kaki, dan tangan. Buku tentang latihan renang atau panduan langsung dari instruktur renang akan sangat membantu jika badan senantiasa dilatih untuk bergerak di kolam renang (berenang). Namun jika hanya duduk berpangku tangan sambil membaca buku atau mendengarkan panduan dari instruktur, maka keinginannya untuk bisa berenang bisa jadi hanya akan menjadi angan-angan kosong tanpa makna. Pada mulanya mungkin sulit menguasa keadaan di atas air. Berkat kegigihan berlatih, peluang untuk terampil berenang, bahkan menjuarai suatu perlombaan renang bisa saja diraih.
Demikian juga dengan menulis, akan semakin terampil jika seseorang rajin berada di depan komputer atau memegang pena menuangkan gagasan yang ada menjadi sebuah tulisan (menulis). Seberapa banyak buku tentang tips menulis atau pun bacaan tentang apa pun, jika tidak berlatih langsung dengan praktek menulis, rasanya hanya akan menjadi angan-angan kosong tanpa arti. Pada mulanya mungkin sulit menuangkan gagasan menjadi sebuah tulisan, namun berkat kegigihan berlatih peluang untuk pandai menulis, bahkan menjuarai suatu perlombaan menulis bisa saja diraih.

Bagaimana menyelesaikan sebuah tulisan?
Jika menulis cerita tetapi tidak selesai itu jauh lebih baik dari pada tidak menulis sama sekali. Menulis merupakan sebuah proses. Berlatih menulis seribu karakter (huruf), kemudian ditingkatkan menjadi dua ribu karakter, tiga ribu karakter, dan seterusnya. Jika tekun berlatih, kemampuan menulis panjang akan semakin meningkat.
Agar cerita dapat selesai saat ditulis, pilihlah tema yang paling disukai meskipun sekedar tulisan curhat. Misalnya pengalaman pribadi atau teman dibuat cerpen. Usahakan menyelesaikan alur ceritanya sampai 80%. Jika berhenti menulis, suatu saat dapat ditambah kekurangan yang 20%. Kalau baru 50% atau kurang, biasanya malas untuk menyelesaikan tulisan.
Menulislah dengan bebas, mengalir tanpa beban. Setelah selesai baru diedit tanda baca, dan kesalahan ketik. Sambil sesekali melihat EYD dan KBBI.
Membaca bacaan-bacaan yang relevan akan semakin mendukung kemampuan menulis seseorang. Dari bacaan, seseorang bisa tahu bagaimana menulis yang baik.

Bagaimana menghilangkan keraguan dalam menulis?
Keraguan salah satunya hadir karena kurang percaya diri. Latihlah rasa percaya diri dengan rajin menulis dan menunjukkannya pada orang lain. Hal itu bisa dilakukan melalui Kompasiana, Facebook dan media lainnya. Atau ditunjukkan langsung pada teman. Kalau ada kritikan jangan menerimanya dengan pikiran negatif. Anggap kritikan orang lain sebagai pembangun tulisan, juga melatih rasa percaya diri. Tidak mudah memang menerima kritik apalagi kritik tajam, tapi dengan terbiasa dikritik seseorang akan terbiasa juga dan tidak trauma untuk dikritik lagi.
Selamat memulai menulis! []

Share:

Rahasia Bisa Menulis


Oleh Agus Pribadi
Jika ingin bisa sesuatu maka lakukanlah sesuatu itu. Misalnya seseorang ingin bisa A, maka segeralah melakukan A walaupun baru taraf latihan. Boleh saja membaca buku-buku tentang  A dan mengikuti pelatihan tentang  A. Namun jika semua itu tidak dipraktekkan, maka dia hanya mempunyai wawasan tentang  A. Dia hanya menguasai seluk beluk tentang A. Dia tidak pernah bisa A.
Gambar Pixabay.com
Jika pernyataan umum di atas diterapkan dalam pernyataan khusus dalam dunia tulis menulis, maka jika ingin bisa menulis maka menulislah. Segeralah menulis walaupun baru taraf latihan. Boleh saja membaca buku-buku tentang menulis dan mengikuti pelatihan menulis. Namun jika semua itu tidak dipraktekkan, maka dia hanya mempunyai wawasan tentang menulis. Dia hanya menguasai seluk beluk tentang menulis. Dia tidak pernah bisa menulis.
Rahasia bisa menulis sebenarnya sangat sederhana, yaitu menulislah!
Rahasia itu sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Mungkin juga merupakan sesuatu yang klise. Namun memang untuk bisa menulis, seseorang hendaknya memulai menulis.
Menulis apa saja. Menulis bebas, namun tetap memperhatikan norma-norma yang ada. Biasanya menulis yang mudah adalah menulis tentang sesuatu yang dikuasai oleh penulisnya, misalnya tentang pengalaman hidup, curhat, dan sebagainya.
Pengalaman hidup yang dijadikan menjadi cerpen, maka jadilah sebuah cerpen. Curhat yang dijadikan sebuah puisi, maka jadilah sebuah puisi. Cukup mudah bukan?
Dengan terus menulis, maka akan membuat seseorang menjadi semakin lancar dalam menuangkan gagasan, pikiran, atau imajinasinya melalui sebuah tulisan.
Tulisan ini pun saya tulis dengan tujuan agar saya bisa menulis walaupun dalam taraf latihan. Semoga bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mereka yang ingin bisa menulis. []

Share:

VIDEO PEMBELAJARAN

Frequency Counter Pengunjung

Artikel Terbaru

LINK SAYA

Komentar Terbaru

Konsultasi IPA