Cerpen Agus Pribadi
Ketika aku membuka mata, gadis itu
sudah berada di sampingku. Tersenyum manis sekali sambil melirik ke arahku.
“Tak usah ketakutan seperti itu,
Mas. Aku manusia biasa bukan siluman buaya. Aku juga tahu kalau adikmu telah
meninggal tenggelam di sungai Serayu. Aku ikut bela sungkawa atas kepergian
adikmu itu.” Gadis di sampingku terus nyerocos, sementara tubuhku masih
menggigil ketakutan. Celanaku juga sudah sedikit basah.